Kasus Dugaan Dosen UIN Raden Intan Cabuli Mahasiswinya Terus Begulir, Polda Sudah Periksa 11 Saksi
tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi - Kasus dugaan pencabulan dosen UIN Raden Intan terhadap mahasiswinya terus bergulir di Polda Lampung.
"Periksa korbannya dulu. Terakhir, kami akan periksa terlapor. Setelah itu, baru gelar perkara," kata Ketut.
MahasiswaUIN Raden IntanLampung, Lutfi Naufal memastikan korban bersama sejumlah mahasiswa UIN telah melaporkan kasus dugaan pencabulan kePolda Lampung.
"Iya, sudah (dilaporkan) ke polda," ujarnya melalui ponsel, Minggu (30/12/2018) lalu.
Lutfi
mengungkapkan, di antara sejumlah mahasiswa yang mengantar korban
melapor, sebagian merupakan massa aksi yang berunjuk rasa di Gedung
Dekanat Fakultas Ushuluddin UIN.
Aksi itu berlangsung pada Jumat (28/12/2018) pekan lalu.
"Kami berharap tidak ada lagi dosen yang memperlakukan mahasiswinya secara tidak wajar," tandasnya.
Dugaan Pencabulan Saat Antar Tugas Kasus dugaan oknum dosen cabuli mahasiswi UIN Raden Intan terjadi saat mahasiswi tersebut sedang mengumpulkan tugas kuliah.
Korban berinisial E menceritakan, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (21/12/2018) sekitar pukul 13.30 WIB.
Menurut E, yang merupakan mahasiswi Fakultas UshuluddinUIN Raden Intan, kejadian berawal saat ia hendak mengumpulkan tugas mata kuliah.
Ia lalu mendatangi ruangan dosen berinisial SH.
"Awalnya saya ngumpul tugas ke ruangan dia (oknum dosenUIN Raden Intanberinisial SH), sebagaimana mahasiswa ngumpul tugas," kata E, saat diwawancara di kantin Fakultas UshuludinUIN Raden Intan, Jumat (28/12/2018) siang.
Setelah ia menyerahkan tugas, ungkap E, dosen SH tiba-tiba melihat ke arahnya.
Selanjutnya, beber E, dosen tersebut memegang bahunya.
Mendapat perlakuan seperti itu, E lantas mengucapkan maaf.
Ia lalu menanyakan perihal tugasnya.
"Saya tanya, tugas saya diterima atau tidak. Tapi, dia tetap megang bahu saya," ujar E.
Berikutnya, lanjut E, dosen SH menyentuh dagunya.
Dosen tersebut menanyakan apa yang ada di dagunya.
"Dia nanya, ini apa? Saya jawab, jerawat," kata E.
"Dia lalu ngomong soal kebiasaan saya terlambat kumpul tugas," imbuh E.
Setelah itu, sambung E, dosen SH mengelus-elus pipinya.
Karena merasa sudah tidak nyaman, E mengaku berniat keluar dari ruangan dosen tersebut.
Tetapi, jelas E, dosen SH menahannya hingga ke pojok ruangan.
Oknum dosenUIN Raden Intantersebut, lanjut E, kemudian menjatuhkan tangan ke bagian dadanya.
"Saya langsung permisi, izin pulang," ujar E.
Namun, E menuturkan, oknum dosenUIN Raden Intanitu masih sempat memegang bokongnya, saat ia keluar ruangan.
Dekan Akan Jadi Mediator
Sementara, dosen SH tidak berkomentar saat ditanyai awak media, Jumat (28/12/2018).
Ia buru-buru masuk ke ruangan Dekan Fakultas UshuludinUIN Raden Intan, untuk menyantap makanan yang disajikan pegawai.
Sementara, Dekan Fakultas UshuluddinUIN Raden Intan, Arsyad Sobby Kusuma menyatakan, ia belum bisa berkomentar banyak terkait kasus dugaan oknum dosen cabuli mahasiswi UIN Raden Intan.
"Saya belum bisa (berkomentar). Ini semuanya satu pintu. Nanti, kita tunggulah untuk yang terbaik," katanya.
Arsyad menjelaskan, dirinya selaku dekan akan menjadi mediator dalam kasus tersebut.
Saat ini, imbuh dia, kasus oknum dosenUIN Raden Intandiduga cabuli mahasiswinya itu, dalam proses komunikasi dengan pihak rektorat.
"Sekarang sedang proses komunikasi dengan pimpinan. Kami mau ke dalam dulu (ruangan dekan). Kasih kami waktu," ujarnya.
Mahasiswa Demonstrasi
Kasus dugaan oknum dosen cabuli mahasiswi UIN Raden Intantersebut terungkap setelah sejumlah mahasiswa berunjuk rasa pada Jumat (28/12/2018).
Mereka menggelar aksi solidaritas di depan Gedung Dekanat Fakultas UshuluddinUIN Raden Intan.
Dalam orasi, perwakilan mahasiswa meminta agar oknum dosenUIN Raden Intandiduga cabuli mahasiswinya, diproses.
Mereka menuntut pihak dekanat mengambil langkah tegas.
Kakak mahasiswi yang diduga menjadi korban pelecehan seksual
menyayangkan ada oknum dosen yang berbuat asusila terhadap mahasiswinya.
Ia pun meminta pihak kampus mengambil tindakan.
"Ini korbannya mungkin ada banyak. Sekitar tiga orang (yang
diketahui). Bahkan bisa lebih karena ada yang belum mengaku. Maka dari
itu, kami buka suara," ujar kakak korban.
Menurutnya, pihak keluarga memang belum melapor ke kepolisian terkait kasus yang diduga menimpa sang adik.
"Secepatnya
kami akan melapor ke pihak berwenang untuk menindaklanjuti kasus ini.
Sekarang masih nunggu korban yang lagi UAS (ujian akhir semester),"
katanya. (*)
Posting Komentar