Responsive Advertisement

Ansori: Himbau Walikota Bandar Lampung Herman HN untuk Evaluasi Dinas PU

Kondisi Jalan Pangeran Emir M Noer, Bandar Lampung rusak dan menggelembung. Foto diambil Selasa,3 Juni 2014 I Eva Suryani/ Saibumi.com

Saibumi.com, Bandar Lampung- Koordinator Presidium Komite Pemantau Kebijakan dan Anggaran Daerah Lampung, Ansori SH MH pertanyaan kinerja konsultan pengawas Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung. Hal ini berkaitan dengan maraknya realisasi proyek jalan yang hanya bertahan seumur jagung di Kota Bandar Lampung. 
Menurut Ansori, permasalahan realisasi jalan seumur jagung sudah jadi masalah klasik, dan berjalan bertahun-tahun. Bukan permasalahan baru, meski terkesan selalu dianggap angin lalu oleh pihak-pihak terkait. "Bukan barang baru, meski yang jadi pertanyaan selama ini bagaimana kinerja konsultan pengawas, yang tiap tahunnya menelan anggaran puluhan miliar rupiah," ungkapnya kepada saibumi.com saat di hubungi melalui sambungan telepon, Kamis 15 Januari 2015.
Ansori meyakini jika kinerja konsultan pengawas, dan pengawas internal Dinas PU Bandar Lampung berjalan dengan baik, dapat dipastikan umur perencanaan seluruh proyek jalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. "Setiap spesifikasi jalan itu memiliki kepastian umur perencanaan, tapi yang terjadi saat ini tidak seperti itu. Apa pun spesifikasi jalannya hanya mampu bertahan dalam hitungan bulan," sesalnya.
Dampak dari acuh tak acuhnya pihak terkait akan permasalahan klasik realisasi proyek jalan tersebut ditegaskan Ansori, tidak lagi terhitung berapa anggaran daerah yang dikorbankan. "Hitung saja setiap tahunnya berapa ratus miliar proyek jalan menelan anggaran APBD. Sementara realisasi fisiknya hanya mampu bertahan dalam hitungan bulan, lagi-lagi rakyat jadi korban," tukasnya.
Berdasarkan penelusuran KPKAD Lampung, memprihatinkan fungsi pengawasan Dinas PU Bandar Lampung dan lemahnya kinerja konsultan pengawas tidak terjadi begitu saja. Melainkan ada dugaan kuat faktor pendukung lainnya, diantaranya dugaan ketidakjelasan pengadaan konsultan yang tiap tahunnya menelan anggaran puluhan miliar. "Tahun kemarin lebih dari Rp10 miliar hanya untuk pengadaan konsultan pengawas, dan bisa dicek di LPSE semua didominasi penunjukan langsung (PL). Kesan yang muncul dinas PU menghindari proses tender pengadaan konsultan," bebernya.
Sementara dengan tidak ditenderkannya pengadaan konsultan oleh dinas PU diungkapkan Ansori, ada dua dampak buruk yang terjadi. Pertama, pemborosan anggaran karena tidak melalui proses tender. Ke-dua, tidak adanya jaminan konsultan pengawas yang ditetapkan oleh dinas PU memiliki tingkat kemampuan dan profesionalisme yang baik, karena tidak melalui penjaringan dan persaingan yang sehat melalui proses tender. "Mengapa harus dipecah-pecah pengadaan konsultan pengawas, sementara objek kerjanya sama. Apalagi tahun ini kami dengar pengadaan konsultan pengawas jadi membengkak mencapai Rp20 miliar," tandas Ansori. 
Berkaitan dengan hal itu, Ansori mengimbau kepada Walikota Bandar Lampung Herman HN untuk mengevaluasi dinas PU. Karena jika tidak semangat pembangunan yang gencar digadang-gadang walikota tidak dapat berjalan dengan baik. "KPKAD sangat mengapresiasi kinerja dan kebijakan walikota di bidang pembangunan, hanya saja semangat itu belum kami lihat terproyeksikan dengan baik oleh jajaran dibawahnya. Kuncinya, segera evaluasi dinas PU," tandas Ansori.(*)
Laporan Wartawan Saibumi.com Citra Ayu Santhika

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

Facebook

Responsive Advertisement
Responsive Advertisement
Responsive Advertisement